Senin, 28 Maret 2011

Suara Tuhan dan Jodoh

Apa yang harus kita lakukan apabila ada orang lain  berkata,  "Tuhan bicara bahwa pacarmu bukan jodohmu"? Atau apa yang harus kita lakukan kalau ada suara dalam hati kita berkata, "Itu jodohmu?" Bagaimana kita mengetahui bahwa semua itu adalah benar-benar pernyataan dari Tuhan? Bagaimanakah kita bisa menemukan cinta sejati secara alkitabiah? Mari kita simak kisah-kisah dan artikel berikut ini.
Contoh kasus
Ada beberapa orang yang membagikan pengalamannya berkaitan dengan judul di atas. Berikut pengalaman mereka:

Kasus Satu
Saya punya seorang kekasih, dan jujur saja kami ini berdua sama-sama kotor, dalam artian hubungan kami terlanjur terbawa dalam seks diluar nikah. Namun dalam perjalanannya (singkat cerita) kami berdua menyadari kesalahan kami dan berusaha kembali ke jalan Tuhan. Betapa hidup kami terasa suram pada saat itu, dan menyadari bahwa yg bisa menolong hanyalah Tuhan YESUS. Kini, masing-masing dari kami mempunyai pembimbing rohani sendiri-sendiri. Kami mendalami tentang kasih kristus, dan hubungan yang kami jalani diubahkan 180 derajat! Menjadi hubungan yg super sehat! Hahahaha… dalam artian begini:
* dulunya gak pernah ke gereja, jadi selalu ke gereja
* dulunya ga pernah sate, tiap hari selalu sate (saat teduh)
* perkataan dan perbuatan yg dulunya kacau, perlahan diubahkan menjadi baik
* No sex! Bahkan utk ciuman pun kami tidak! (kalau ketemuan)
* dsb
Susah??? Oooohhhh, sangat susah! tapi kami bener-bener ga pingin kembali ke kehidupan lama (karena itu suram, sesak dan tidak berpengharapan), oleh karena itu kami mau pikul salib. Dalam perjalannya kami saling menguatkan dalam KRISTUS dan sama2 didewasakan…

Nah, permasalahan muncul ketika suatu saat tiba-tiba pembimbing rohani saya mengatakan… “PUTUSKAN DIA! DIA BUKAN JODOHMU! APABILA KAU MENIKAH DENGANNYA KALIAN AKAN BERCERAI!”… Jderrrrrrrr!!! Bagai tersambar petir di siang bolong! Ga ada angin, ga ada hujan… tiba2 diultimatum seperti ini! Kacau balau deh hati… Nangis ga berhenti2 dan selama 3 hari kayak zombie (ga ada keinginan hidup, males makan, males semuanya). Alasannya kenapa saya harus tinggalkan dia adalah karena keluarga dia sangat kacau… dan berantakan. Kalau itu sih saya sudah tahu, saya bahkan tahu dia sudah pernah selingkuhin saya 1 kali (yg pada akhirnya dia akuin sendiri sebelum tobat). Yg saya herankan… hubungan ini berjalan ke arah yg baik, kami berdua melibatkan Tuhan YESUS di dalamnya. Dia dan saya sudah bertobat, dan saya percaya janji Tuhan bahwa satu orang dalam keluarga dipulihkan, maka seluruh keluarga akan dipulihkan pula (krn itulah yg terjadi dlm keluarga saya). So kenapa tiba-tiba jadi mistis? kok putus? kan seakan-akan saya melecehkan kuasa Tuhan dong, seakan-akan menyatakan bahwa Tuhan ga sanggup tolong dia dan keluarganya…

Entah ya…menurut saya, sesuatu yg kita jalani baik-baik diniatin baik-baik dan dibawa pada Tuhan tentu saja akan berakhir dengan baik pula kan? Makanya saya heran dgn ultimatum itu. Tidak ada yg salah pada kami berdua… tibatiba disuruh putus. Seakan-akan disuruh memotong tangan yang sehat… Setelah itu saya banyak bertanya kepada hamba-hamba Tuhan dan membawa masalah ini dalam doa. Saya biarkan diri saya tenang dulu agar bisa mengambil keputusan yang terbaik. Pada akhirnya saya mengambil kesimpulan dan tindakan: saya tetap akan menjalani hubungan ini dengan baik-baik. Tapi fokus saya adalah kepada Tuhan YESUS. Kami berdua akan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Kami yakin kok Tuhan akan memberikan jalan keluar yg terbaik bagi kami berdua… Just let it flow..

Kasus kedua
Seorang wanita menjalin hubungan kasih bersama seorang pria selama kurang lebih 9 tahun. Mereka akhirnya bertunangan dan dalam waktu dekat akan menikah. TIBA-TIBA!! Ayah si wanita (seorang pendoa yg diberi bakat penglihatan) mengatakan: “AKHIRI HUBUNGAN KALIAN! KALIAN BUKAN JODOH. APABILA DIPAKSAKAN MENIKAH, MAKA SALAH SATU DARI KALIAN AKAN MENINGGAL.” Nah lho!!!… 9 tahun pacaran! dan hubungan itu just fine saja! Usut punya usut, ternyata sang pria terkena kuasa gelap (diguna-guna orang) dan sudah berkali-kali mencoba pelepasan, tapi anehnya itu gagal… Akhirnya dengan berlinang air mata sang wanita saking cintanya memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan itu lagi. Betapa hancurnya dia..

Kedua kasus tersebut adalah fakta nyata. Betapa ternyata dalam perjodohan, orang masih kerap dibingungkan dengan faktor “nubuat” atau “suara Tuhan”. Sejauh manakah otentitas “nubuat” dalam mempengaruhi perkawinan? Apakah seseorang harus mencari “nubuat” untuk yakin dengan pasangan hidupnya? Ataukah nubuat sebenarnya bersifat personal pada orang tertentu sesuai Kehendak Tuhan? Sebab cara Tuhan yang alami dalam perjodohan adalah pria dan wanita saling tertarik, berteman, mencintai, berpacaran dan kemudian menikah. Suara Tuhan juga perlu “diuji” kebenarannya, sebab Alkitab mengingatkan kita untuk “janganlah percaya pada setiap roh, tetapi ujilah..” (1 Yohanes 4:1). Salah satu parameter untuk mengetahui apakah nubuatan tentang jodoh itu berasal dari Tuhan, adalah bila kedua belah pihak menerima konfirmasi yang sama dari Tuhan. Yaitu, Tuhan memang berbicara kepada mereka masing-masing. Sebab jangan sampai seorang pria/wanita merasa mendapat nubuat suara Tuhan mengenai jodohnya, namun ketika ia mengutarakan hal itu pada pria/wanita yang ada dalam nubuatnya, malah ditolak dengan alasan, “Tuhan tidak bicara ke saya!” Kalau sudah begitu, kan malu jadinya.

Memahami Kehendak Allah tentang Jodoh
Sebelum membahas tentang “nubuat” dalam hubungannya dengan perjodohan, perlu disadari bahwa Allah membangun dalam diri pria dan wanita keinginan dan potensi untuk mencintai, berpacaran dan menikah. Rancangan Allah yang alami adalah pria dan wanita akan saling tertarik. Namun, sebagai orang percaya, kita tahu bahwa perjodohan bukan hanya berbicara tentang ketertarikan fisik dan kecocokan pribadi, namun juga menyangkut aspek iman, yaitu saling memahami akan panggilan rohani dan pelayanan sampai akhir hidup nanti. Sehingga memang pertimbangan yang ideal dari pemuda/I Kristen seharusnya adalah, “Apakah ini merupakan kehendak Allah?”


Dalam bahasan ini, ada dua istilah yang akan sering dipakai dan keduanya berbeda dalam makna. Istilah pertama adalah “rhema” yaitu mengacu pada semua cara Allah mengkomunikasikan kehendak-Nya yang khusus kepada seseorang. Istilah kedua adalah “nubuat”, yaitu suatu pesan yang disampaikan sebagai kehendak Allah melalui saluran atau perantaraan orang lain.

Seorang penulis Kristen mengatakan bahwa, “Dari pengalaman saya dalam memberikan konseling kepada ratusan orang-orang muda, saya menemukan bahwa jodoh, cinta dan pernikahan merupakan bidang yang paling berbahaya untuk menerima nubuat pribadi dari orang lain. Ini jelas merupakan masalah yang sensitif dengan Tuhan. Jarang Roh Kudus memakai nubuat untuk mengaktifkan jodoh dan mengarahkan seperti dengan siapa seseorang akan menikah. Namun, setiap orang Kristen yang mempertimbangkan pernikahan memerlukan suatu rhema pribadi dari Tuhan untuk mendatangkan keyakinan dan damai sejahtera mengenai pasangannya.”

Pedoman untuk Nubuat mengenai jodoh dan Perkawinan
1. Tuhan/Roh Kudus bekerja pada KEDUA PIHAK (IA berbicara kepada sang pria dan wanita).
Ini adalah parameter paling pasti, penting dan utama dalam menguji apakah suatu nubuatan jodoh berasal dari Tuhan atau tidak. Cara-Nya berbicara tentu saja melalui berbagai macam jalan. Bisa dengan pewahyuan, suara Tuhan, penglihatan, mimpi, nubuatan hamba Tuhan maupun dari firman Tuhan.

Contoh mengenai hal ini adalah pengalaman seorang wakil gembala suatu gereja di Orlando, Florida, Amerika Serikat. Wanitanya adalah salah seorang jemaat di gereja tersebut. Ia seorang janda dengan beberapa anak. Suaminya terdahulu meninggal dalam tugas. Ketika berdoa dan berpuasa mengenai masa depannya, pendeta itu menerima suatu rhema pada suatu Sabtu pagi bahwa ia harus menikahi janda tersebut. Sebelum waktu itu, tidak pernah keduanya terpikir untuk saling berpacaran, apalagi menikah. Jadi, ketika pendeta muda itu menelepon wanita ini untuk mengatakan kepadanya apa yang ia kira Tuhan katakan kepadanya, wanita itu berkata bahwa ia sudah gila. Pendeta itu berkata bahwa Tuhan berkata kepadanya bahwa sang wanita sebaiknya mendoakan dulu. Ia menolak dan menutup gagang telepon. Tetapi kemudian terpikir bahwa tidak ada ruginya untuk berdoa mencari kehendak Tuhan. Ketika ia berlutut di kamarnya untuk berdoa, pandangannya tertuju pada gaun pengantin yang baru saja dibelinya beberapa hari sebelumnya, hanya karena gaun tersebut sangat indah dan harganya murah. Ia sudah berkata, “Jika saya menikah lagi, gaun ini akan saya kenakan.” Tuhan lalu berbicara kepadanya dengan jelas, “Akulah yang menginspirasikan engkau untuk membeli gaun tersebut, supaya engkau memakainya pada hari perkawinanmu dengan pendeta itu.” Atas konfirmasi dari Roh Kudus itu, ia lalu memberi jawaban kepada si pendeta muda. KIni, mereka memiliki pelayanan bersama yang berhasil dan diberkati Tuhan. Dua anaknya sudah lulus universitas, dan pasangan itu kini menggembalakan suatu gereja di California.

Perhatikan baik-baik, suatu fakta bahwa kedua belah pihak mendapat rhema yang meneguhkan masing-masing. Tuhan akan berbicara secara pribadi kepada masing-masing. Jadi, bila seorang mengira bahwa ia mendapat suatu rhema atau mendapat nubuat jodoh dari orang lain untuk menikahi seseorang, TETAPI apabila lawan jenisnya tidak merasakan apa-apa, tidak mendapat rhema atau konfirmasi yang sama dari Tuhan, biasanya hal itu menunjukkan bukan firman yang benar dari Tuhan. Sebab seringkali orang-orang mengalami “wishion” dan bukannya “vision” dari Tuhan. Wishion adalah penglihatan/rhema/nubuat sesuai keinginan sendiri, yaitu pikiran yang muluk-muluk yang mereka sebut sebagai visi Tuhan. Kalau sudah demikian jadilah apa yang sering disebut orang sebagai “lubuat”, nubuat buatan sendiri.

2. Ada rasa cinta atau ketertarikan yang alami (bukan keterpaksaan karena nubuat)
Kedua belah pihak harus sama-sama saling tertarik, saling mencintai satu sama lain. Ada damai sejahtera yang dirasakan. Sebab tidak mungkin suatu perkawinan akan berlangsung langgeng bila tidak ada rasa cinta. Allah adalah sumber kasih/cinta. Allah pasti akan memberikan rasa yang sama yang dirasakan kedua belah pihak, apabila nubuat yang diterima memang benar berasal dari Allah.

Karena itu, hati-hati dengan perasaan pribadi. Jangan sampai hati Anda tertipu oleh rasa cinta kepada seseorang, dan lalu membungkusnya dengan “rhema” atau “nubuat”, padahal sesungguhnya sifatnya bertepuk sebelah tangan, karena lawan jenis Anda tidak merasa cinta atau memiliki ketertarikan yang sama seperti yang Anda alami.

3. Ada konfirmasi dari hamba-hamba Tuhan yang kredibel (pemimpin rohani)
Indikator atau parameter ketiga yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai apakah suatu nubuatan jodoh adalah berasal dari Tuhan, yaitu dengan adanya konfirmasi atau peneguhan dari hamba-hamba Tuhan yang kredibel, orang-orang yang peka dengan Tuhan dan tentu saja sudah teruji dalam pelayanan Kristianinya. Itu sebabnya penting untuk mempunyai mentor atau bapak/ibu rohani yang peka dengan Tuhan dan hidup dalam Kebenaran. Mereka akan dengan tulus memberitahu apabila memang Tuhan berbicara mengenai jodoh Anda, dan juga akan dengan tulus menjawab “tidak!” bila memang Tuhan tidak berbicara.

KESIMPULAN
Jodoh dan pernikahan yang dimotivasi melalui nubuat suara Tuhan merupakan kekecualian dari proses alamiah yang digariskan Tuhan dan karenanya faktor nubuat atau suara Tuhan tidak boleh dijadikan tolak ukur satu-satunya dalam mencari jodoh atau pasangan hidup.
Proses alamiah Allah untuk jodoh dan pernikahan adalah kedua belah pihak saling tertarik, ada rasa suka, ada pertemanan akrab yang terbina, saling mencintai, berpacaran, bertunangan (pada sebagian pasangan), dan akhirnya menikah. 
Kalaupun Anda merasa bahwa Tuhan memberikan nubuat mengenai jodoh kepada Anda, maka harus segera “diuji”. Yaitu dengan menggunakan ketiga parameter atau indikator diatas. Anda harus mempercayai Allah untuk mengungkapkan kehendak-Nya dan memberikan konfirmasi dalam keputusan-keputusan Anda yang besar seperti pernikahan, tetapi ingatlah untuk tidak memaksa Allah melakukannya melalui suatu cara tertentu seperti yang Anda inginkan.
Allah adalah Allah yang berdaulat. Tidak bisa dipaksa untuk menjodohkan Anda dengan seseorang yang Anda sukai, ataupun memaksa-Nya untuk memberikan mimpi/penglihatan/nubuat tentang jodoh. DIA bertindak sesuai KEHENDAK dan RENCANANYA yang sempurna atas setiap pribadi.

Oleh:
Ps. Bobby (Judul asli: Nubuat Suara Tuhan dan Jodoh)
Hamba Tuhan di Gereja Bethel Indonesia Rahmat Emmanuel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar